Topsumutpress.com – United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa, sudah mengakui Batik sebagai warisan dunia dari Indonesia.
Karena sudah sangat diminati hingga ke mancanegara, Batik diharapkan dapat mengembangkan ekonomi kerakyatan di Kota Pematangsiantar. Untuk mewujudkan hal itu, sekitar 150 warga Kota Pematangsiantar dilatih membatik.
Pelatihan membatik yang mendatangkan 5 pelatih dari Kota Pekalongan Jawa Tengah itu, digelar di Jalan Bah Binonom Kelurahan Sigulang-gulang Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar, diprakarsai oleh Mayjen (Purn) TNI Sumiharjo Pakpahan.
“Tujuan kami disini, khususnya keluarga besar Pakpahan, adalah untuk meningkatkan kreatifitas sumber daya manusia yang berada di Kota Pematangsiantar. Khususnya saat ini, yang (150 orang mengikuti pelatihan) ini saja dulu mewakili. Nanti tahap kedua, akan ada lagi,” tutur Sumiharjo di hadapan para peserta pelatihan.
“Supaya berkembang ekonomi kerakyatan. Ekonomi kerakyatan harus dimulai dari diri sendiri, oleh diri sendiro dan untuk diri sendiri. Kita yang mengerjakan, kita menjual, untungnya untuk kita. Paling tidak di rumah kita ada galeri kecil-kecilan,” ujar Sumiharjo yang kerap melakukan kegiatan-kegiatan sosial.
“Membatik ini sangat penting, karena batik ini supaya pakaian internasional, bukan hanya pakaian nasional. Karena itu, produksi batik itu akan diminati banyak orang. Khususnya di pematangsiantar, ada beberapa suku. Kalau motif (batik) masing-masing suku ini dibuat, misalnya ada motif tulisan di batik itu Pakpahan, otomatis Pakpahan akan membeli itu,” sambungnya lagi.
“Adalagi misalnya, motif rumah batak yang indah, ada motif gorga. Bagaimana nanti membuat ini, akan diajari. Ini akan kita kembangkan, sehingga kita tidak sepenuhnya seharian membatik, kita membatik di sela-sela waktu luang,” ungkap Sumiharjo akan menindaklanjuti pelatihan itu dengan membentuk koperasi.
“Nanti kita dirikan koperasi bersama, kalau ini sudah bisa (membatik), hasilnya akan kita tampung. Ini ahli-ahlinya untuk pemasaran, mungkin nanti, mahasiswanya dan mahasiswinya cekatan akan didatangkan kemari untuk melatih,” ujar Sumiharjo sembari menunjuk ke arah 5 orang pelatih membatik yang didatangkannya langsung dari Kota Pekalongan.
“Inilah yang kita kembangkan sehingga kota pematangsiantar menjadi kota batik. Kota batik yang sebenarnya adalah pekalongan. Jogja ada, Solo ada, tapi ini menjadi pasar,” kata Sumiharjo yang juga berjanji akan mendatangkan tumbuhan yang dijadikan bahan baku untuk pewarna batik.
“Oleh karena itu, diharapkan ini tidak sampai disini, kerjakan (latih) di rumah karena klem dan canting (alat untuk membatik) sudah bisa dibawa pulang ke rumah,” tandas Sumiharjo yang juga berencana akan menggelar pelatihan membatik di Muara Mulia Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun.
Dulu Keluarga Sumiharjo Sengsara
“Kalau ada yang melihat saya ketika kecil, sangat sengsara hidupnya. Ketika itu, kita masih sulit mengembangkan diri, karena belum ada hal-hal yang bisa buat seperti sekarang ini,” ucap Sumiharjo ketika diwawancarai awak media yang menanyakan latar belakang pelaksanaan pelatihan membatik.
“Saya berharap, pelatihan ini bisa menghasilkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan sekolah anak-anak. Itulah dasar saya, sehingga tidak seperti saya dulu, yang hidupnya sengsara. Saya berharap warga Pematangsiantar ini dapat menjadi pembatik yang bagus,” tutur Sumiharjo yang saat wawancara didampingi anaknya yang bernama Suhanto Pakpahan.
Suhanto Tertarik Ide-Ide Kreatif
“Saya sangat tertarik dengan ide-ide kreatif seperti ini. Karna menurut saya, kota ini penuh dengan potensi. Disamping ibu-ibu yang datang, juga banyak komunitas lain seperti musik dan olahraga, tari yang bisa dikembangkan di kota ini,” tutur Suhanto yang merupakan Calon DPRD Kota Pematangsiantar dari Daerah Pemilihan Kecamatan Siantar Utara dan Siantar Barat itu.
Selanjutnya mengenai kelanjutan pelatihan membatik, Suhanto menegaskan, bahwa pihaknya akan mengembangkan kegiatan membatik dengan cara mendukung dalam hal penyediaan bahawa pewarna, dan kemudian untuk pemasaran produknya ke depan.
Adapun para pelatih yang didatangkan langsung dari Kota Pekalongan antara lain Gus Ahmad Salahuddin selaku ketua tim, kemudian stafnya Sofiyanto, H Untung Suudi, Kyai Hasan Bisri dan Pak Canting yang merupakan dosen membatik dan melukis. (n70/tsp)
Discussion about this post